
Saatnya Untuk Berhenti Sejenak
Hari ini merupakan hari yang bersejarah bagi sekolah Fransiskus Kampung Ambon, Jakarta Timur, Sabtu 6 Oktober 2018. Banyak hal yang telah terjadi selama 50 tahun perjalanan yang penuh sukacita dan tantangan.
Usia 50 tahun adalah usia yang cukup dalam kehidupan. Kesempatan berefleksi untuk lebih meningkatkan kualitas dalam mewujdkan visi dan misi sekolah di tengah tantangan yang semakin meningkat.
Terbukti banyak alumni yang berhasil dan berkarya dalam profesi mereka. Ini berarti visi dan misi Sekolah Fransiskus untuk berkarya dalam dunia pendidikan sungguh memberikan manfaat.
Seiring berjalannya waktu, tantangan semakin banyak menghadang. Juga derasnya globalisasi membuat sekolah ini harus tanggap untuk menciptakan lulusan terbaik.
Keberhasilan yang diraih selama ini bukan karena kerja keras seorang diri, tetapi karena keterlibatan dan keikutsertaan semua pihak.
50 tahun adalah saat yang tepat untuk berhenti sejenak guna melihat perjalanan selama ini. Kita diajak untuk melihat kelebihan dan kelemahan diri, saat untuk melihat betapa saya membutuhkan orang lain. Orang lain sungguh berharga bagi hidup saya!
Sr. M. Aquina dalam kata sambutannya, mengajak kita semua untuk meningkatkan sikap bersinergi yang telah kita usahakan selama ini. Usaha itu sudah kita lakukan selama 50 tahun. Kerjasama antara pihak sekolah, dinas, para guru, karyawan, orangtua murid dan siswa adalah saling kait-mengait. Mendidik anak, lanjut Sr. M. Aquina, tidak hanya mengandalkan pihak sekolah saja, tetapi yang diajarkan di sekolah harus diteruskan di rumah supaya kita sungguh menghasilkan anak-anak yang unggul dan berkualitas.
Pribadi yang unggul dan berkualitas adalah sosok pribadi yang pintar dan cerdas karena selalu berkeinginan menjadi lebih baik dengan melakukan introspeksi secara menyeluruh. Mengenali kekuatan dan kelemahan diri. Kekuatan itu adalah kekhasan kita yang merupakan kemampuan yang ingin kita kuasai, perdalam, dan kembangkan, kemudian jadikanlah itu sebagai keunggulan kita, pungkas Sr. M. Aquina.
Misa Syukur 50 tahun Fransiskus yang bertema “Fransiskus bersinergi membangun pribadi yang unggul dan berkualitas,” ini dipimpin oleh Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo. Hadir juga Ketua Yayasan St. Georgius Martir, Ketua Yayasan Dwi Bakti, Ketua Yayasan Anselma, para guru dari Bandarlampung, alumni.
Usai Perayaan Ekaristi diadakan pelepasan lima ekor burung merpati sebagai simbol Pancasila dan pemotongan tumpeng. Siang hari di aula, diadakan temu pensiun. Sore hari diadakan Pentas Seni. Siswa SMA Fransiskus Bandarlampung menampilkan Tarian Cendrawasih, dan SD Fransiskus Tanjungkarang, menampilkan musik tradisional Lampung, cetik, yang dikolaborasikan dengan seni topeng. Para siswa TK, SD, dan SMP Fransiskus Kampung Ambon juga tak mau kalah. Mereka menampilkan kebolehannya dalam theatre musical , Poco-poco dll.
Kenangan Lama
Pesan whatshap beredar sejak beberapa bulan yang lalu diantara para alumni Fransiskus. Pesan ini tentu disambut gembira oleh mereka. Siapa yang tidak ingin bertemu dalam suasana sukacita bersama teman-teman lamanya.
Mereka mengelompok sesuai tahun angkatan dalam kompleks sekolah Fransiskus dengan mengenakan kaos hitam. Ada yang sungguh berubah dalam fisik dan penampilan, sehingga harus benar-benar mengingatnya, tetapi ada pula yang masih sama bahkan ada yang malah semakin tampak lebih muda dan rapi. Semua berbaur gembira. Dan, mulailah percakapan kenangan masa lalu, kenakalan-kenalan yang mereka lakukan bersama. Sehingga mereka mendapat teguran dari guru dan suster kepala sekolah. Kini kenangan itu menjadi terasa manis, indah, dan tak terlupakan.
“Ingat gak, kita sering dimarah suster dan para guru. Kalau kita terlambat datang ke sekolah atau ketahuan bermain di Taman Lalu Lintas Sekolah, juga ketahuan kalau kita jajan di luar sekolah. Kita juga disuruh pulang kalau kita tidak memakai lencana Fransiskus, padahal hari itu ada ulangan, ha..ha..ha…. “ cerita salah satu alumni kepada teman-temannya.
Kenangan itu membuat mereka semakin asyik menceritakan kenakalan mereka. Tetapi juga menceritakan keberhasilan-keberhasilan sekolah yang pernah menjadi sekolah favorit se-Jakarta Timur.
Malam semakin larut, para alumni semakin banyak yang datang. Mereka berfoto-foto dan bernyanyi bersama. Kenangan itu menjadi bagian hidup mereka. Sekaligus menjadi ungkapan syukur dan bakti mereka pada sekolah yang telah mencetak mereka menjadi pribadi-pribadi yang unggul dan berkualitas.
Di Kala Itu…
Tonggak sejarah berdirinya TK, SD, dan SMP Sr. Fransiskus Kampung Ambon dimuali tanggal 8 Januari 1968. Limapuluh tahun yang lalu, Yayasan St. Fransiskus Kramat dengan Ketua Yayasan Rm. Yosef Wahjosudibjo OFM membuka TK, SD, dan SMP di Kampung Ambon secara serempak. Guru-guru didatangkan dari Fransiskus Kramat atau menerima guru baru dari luar kota mau pun lulusan SPG terbaru. Kepala Sekolah yang pertama adalah Ibu Sabina Setu atau lebih dikenal dengan panggilan Ibu Anton Setu.
Seiring waktu sekolah ini terus mengikuti perkembangan zaman waktu itu. Menjadi hal yang biasa bila menyeberang saat banjir di sawah, naik becak satu jam atau setengah jam dengan bemo ke Kramat. Banyak kegiatan eskul yang berhasil dilirik para orangtua untuk menyekolahkan anaknya di sekolah ini. Dan, diminati pula oleh siswanya. Seperti, drumban, senam pagi Indonesia, drama yang pentas di TVRI. Berbagai kemenangan di raih antara lain Lomba Cerdas Cermas di TVRI dan memuncak pada Asean Kwis Bee bidang IPA di Manila tahun 1980 oleh Tri Sumantoro.
Benih-benih panggilan pun juga ditanam Tuhan di sekolah ini. Tuhan juga ingin ada yang menjadi mempelai-Nya. Tiga orang menjadi imam dan dua orang menjadi biarawati. ***
Fransiska FSGM