OFS Memiliki Jiwa Swasta


Sudah lama bumi pertiwi terancam dan menangis. Namun, begitu banyak manusia tidak peduli akan hal itu. Yang penting, mereka dapat hidup bahkan semakin mampu mengumpulkan dan menumpuk hasil kekayaan bumi untuk diri dan keluarga besar mereka sendiri. Itu yang dicita-citakan sebagian besar manusia yang tak memikirkan orang lain dan generasi mendatang.

Manusia diciptakan bersaudara dengan mahluk lainnya. Hidup dalam saling ketergantungan dan tolong menolong. Namun, karena keserakahan manusia, bumi semakin ‘miskin’ kekayaan alamnya.

Ancaman terbesar adalah sampah plastik. Maka, kita harus mempunyai energi kehidupan bila ingin  membudidayakan tumbuh-tumbuhan.

Br. Kristoforus Pudihardjo OFM bersama timnya, memaparkan relasi manuisa dengan alam ciptaan, dalam rangka merayakan Pesta St. Fransiskus, Paroki Hati Kudus Yesus, Metro, 4 Oktober 2018. Hadir dalam acara itu Ordo Fransiskan Sekular (OFS), para romo dan suster dari berbagai komunitas.

Br. Pudi, sapaan akrabnya bersama Sdr. Jati, memberikan penjelasan dengan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan yang diolah untuk kesehatan, misalnya daun kelor. Juga cara membuat bakteri dengan memanfaatkan botol aqua bekas yang diisi dengan tape dan gula merah.

Tujuannya, kita bisa menjadi agen-agen membantu para petani, membagi berkah, memanfaatkan alam, melestarikan lingkungan hidup, membantu saudara-saudara yang terpapar sakit. Dengan ini, karya-karya Gereja dapat dikenal masyarakat luas. Apa yang saya lakukan ini, meneruskan amanat dan karya Pater Djan Laju OFM, ungkap Br. Pudi. “Semoga OFS mempunyai jiwa swasta dengan menghimpun dana dari meja makan,” harap Br. Pudi.

Fransiska FSGM