
Pengijingan makam Uskup Henrisoesanta di DSM, Negri Sakti, Lampung selesai Rabu malam. Esok paginya, Kamis, 07 Maret 2019, pkl. 10.00 diadakan Ibadat Mengenang 1000 hari Bapa Uskup Henrisoesanta dan sekaligus pemberkatan ‘kijing’ (nisan) dipimpin oleh Uskup Yohanes Harun Yuwono.
Kijing dalam Bahasa Jawa artinya memberi tanda. Makam diberi nisan setelah 1000 hari. Dalam Ibadat yang dihadiri para romo, suster, dan umat itu, makam diberkati oleh Uskup Yohanes Harun Yuwono. Dupa yang membumbung dan keharuman bunga melambangkan keharuman doa-doa yang dipanjatkan Uskup Henrisoesanta untuk seluruh umat kepada Allah. Maka setelah upacara dilanjutkan dengan nyekar (tabur bunga).
Dalam homilinya, Uskup Yuwono, memohon agar warisan luhur dan istimewa dari Mgr. Henri tentang Persaudaraan Sejati, jangan sampai dilupakan. Seruan Persaudaraan Sejati itu, sampai sekarang sudah menasional dan terus-menerus diperjuangkan. Kesedihan Uskup Henri, lanjutnya, adalah pengkotak-kotakan, baik kepada orang-orang yang masih hidup mau pun yang telah meninggal. Entah membedakan suku, bangsa, warna kulit, atau agama. Kerinduan Uskup Henri itu diwujudkan dengan memelihara burung di rumah kediamannya. “Bukan karena ia suka burung, tetapi Uskup Henri ingin menunjukkan bahwa hewan saja dapat hidup rukun dan bersaudara, apalagi kita manusia,” imbuh Uskup Yuwono.
“Mari kita wariskan dan tanamkan semangat dan spiritualitas Uskup Henri ini dalam hidup sehari-hari. Persaudaraan sejati tidak akan pernah punah selama bumi ini ada,” tegas Uskup Yuwono.
Sore hari diadakan Perayaan Ekaristi Mengenang 1000 hari Mgr. Andreas Henrisoesanta di Gereja Katedral Kristus Raja, Tanjungkarang, dipimpin oleh Uskup Yohanes Harun Yuwono. Uskup A. Henrisoesanta adalah salah satu dari 100 tokoh pembangun Lampung. ***
Fransiska FSGM