
Sebanyak 215 OMK berkumpul dalam acara Youth Gathering, di RR La Verna, Padangbulan. Jumat, 19-21 Juli 2019.
Orang-orang muda ini berkumpul karena ada kerinduan di hati mereka untuk saling berbagi dan belajar. Mereka ada yang datang dari paroki-paroki di Keuskupan Tanjungkarang, tetapi ada juga yang datang dari luar keuskupan seperti Baturaja, Palembang, dan Jakarta.
Menjadi suatu kebahagiaan bagi Kongregasi FSGM bahwa ada begitu banyak orang muda yang mau hadir pada kesempatan Youth Gathering ini. Pemimpin Provinsi, Sr. M. Aquina dalam sambutannya mengajak para OMK yang datang untuk mengenal lebih jauh Kongregasi FSGM. Selain itu, agar orang muda merasa bahwa hidup dan profesinya sangat dibutuhkan Gereja. “Orang muda tidak hanya hura-hura, namun bisa menjadi ujung tombak Gereja yang maju dan bergerak,” imbuhnya.
Acara Youth Gathering yang bertema ‘Tuhan Mengasihimu, dan Gereja membutuhkanmu,” ini merupakan rangkaian kegiatan 150 tahun FSGM. Sesuai dengan tema itu, maka Sr. M. Aquina menekankan bahwa, saya sungguh dikasihi Tuhan.’ Ini menjadi dasar untuk mengembangkan diri dalam segala bidang kehidupan. Apa pun tugas dan perutusan kita, kesadaran Tuhan yang menyertai menjadikan pribadi yang patut dibanggakan.
Ia berharap, semua yang didapat pada proses ini pada akhirnya mampu dibagikan kepada siapa saja yang menjadi medan pelayanan dan kerja kita. Yang akhirnya, bahwa OMK bisa dibanggakan! Paus Fransiskus sungguh memberi tempat bagi orang muda. Maka para suster FSGM hendak berbagi sukacita yang mereka rasakan. Berkat yang para suster terima juga hendak dibagikan kepada seluruh peserta, supaya juga mengalami berkat yang sama. “Selamat berproses dan membekali diri,” tukas Sr. M. Aquina.
Kegiatan ini dibuka dengan rangkaian gerak lagu, ‘Tuhan Mengasihi Kita, Gereja Membutuhkan Kita’, sambutan-sambutan, tampilan tarian nusantara dari Asrama Putri III St. Elisabeth, Pringsewu.
Di hari kedua, Sr. M. Henrika FSGM, memberikan seminar tentang cinta Tuhan yang tanpa syarat kepada umat-Nya. “Tuhan mencintai kita apa adanya. Maka, hendaknya kita membalas kasih-Nya itu lewat perbuatan kasih, sekecil apa pun kepada setiap orang.”
Sesi ini dikemas dengan permainan balon. Anak yang pegang balon saat musik berhenti, maju ke depan dan diminta untuk syering tentang pengalaman cinta dan diampuni.
Ketua Komisi Kerawam dan HAK Keuskupan Tanjungkarang, RD. Philipus Suroyo memaparkan tentang 100% Katolik, 100 % Indonesia. Rm. Roy, panggilan akrabnya, mengatakan seseorang akan mampu menghargai keberagaman orang lain bila orang itu mengimani akan Allah Yang Maha Kasih dan orang tersebut selesai dengan dirinya sendiri.
Di hari terakhir, Minggu, 21 Juli 2019, para peserta secara berkelompok mendatangi stan-stan wirausaha. Di stan itu mereka bisa belajar dan mengetahui proses pembuatan hingga selesai seperti membuat rosario, merangkai bunga dari janur, membuat bunga dari kertas, membuat lilin, membuat batik tradisional, dan kerajinan tangan dari bahan daur ulang. ***
M. Fransiska FSGM