
Ninik (45) terlahir cacat. Seluruh tubuhnya kaku seperti kayu. Ia tergeletak di atas tempat tidur. Bila makan atau minum, gelas atau piring diletakkan di atas dadanya. Hanya itu yang dapat ia lakukan.
Kedua orangtuanya sudah tiada. Ninik tinggal bersama kakaknya yang sakit stroke. Mereka tinggal dalam rumah yang sederhana, dekat dengan Pastoran Katolik Kotabumi, Lampung Utara. Setiap hari hidup mereka hidupnya bergantung dari kebaikan dan kemurahan hati para tetangganya.
Penanggungjawab komunitas Maria Regina, Kotabumi, Sr. M. Dominique tergerak hatinya untuk melakukan sesuatu untuk Ninik dan kakaknya. Setelah ia mendengar tentang sosok perempuan tak berdaya itu, bergegas ia mengunjungi rumahnya.
Lalu Sr. M. Dominique mengajak seluruh anggota komunitasnya untuk memperhatikan Ninik. Ia mengajari para suster bagaimana cara memandikan Ninik dan menjaga kebersihan rumahnya.
Setelah makan siang secara bergilir para suster Maria Regina datang ke rumah Ninik untuk memandikan dan memperhatikan lingkungan rumahnya.
Sr. M. Dominique bersyukur karena melihat dan merasakan bahwa para susternya dengan hati tulus melayani Ninik. “Karya karitatif seperti ini harus dijalani dengan tekun entah sampai kapan. Dan, memiliki hati agar dapat melayani dengan hati tulus dan sukacita, ” ujar Sr. M. Dominique. ***
M. Fransiska