
St. Klara Assisi Pelindung Televisi
Dalam tradisi Gereja Katolik, gelar pelindung biasanya diberikan kepada orang-orang kudus tertentu untuk hal-hal tertentu. Misalnya, St. Katarina dari Siena pelindung lembaga-lembaga amal; St. Gregorius Agung pelindung para penyanyi, St. Agustinus pelindung para calon imam (seminaris).
Lalu bagaimana dengan St. Klara yang telah diangkat menjadi pelindung televisi ?
Memang sepintas lalu dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan antara St. Klara dengan telivisi. St. Klara Assisi hidup pada abad XII, sedang ide tentang televisi baru mulai berkembang pada abad XVIII persisnya tahun 1873.
Lalu apa yang menjadi dasar penobatannya sebagai pelindung televisi? Apa maksudnya? Untuk memahami hal itu pertama-tama kita harus memahami dengan baik arti dari kata televisi itu sendiri.
Kata televisi dibentuk dari kata tele dan visio. Tele berasal dari bahasa Yunani yang berarti dari jauh, sedangkan visio dari Bahasa Latin yang berarti melihat atau memandang, penglihatan atau impian. Jadi secara sederhana dapat dikatakan bahwa televisi menunjuk pada tindakan melihat dari jauh. Karena itu, alat yang memungkinkan kita melihat suatu gambar atau peristiwa dari jauh dinamakan televisi (TV).
Pengertian melihat dari jauh mengingatkan kita pada peristiwa Malam Natal (1252). Dikisahkan dalam Legenda Klara Nomor 29. Waktu itu, karena sakit Klara tidak dapat mengikuti ibadat malam Natal bersama para saudarinya. Tetapi meski pun demikian Klara menceriterakan kepada para saudarinya bahwa karena rahmat Tuhan, dari tempat tidurnya ia dapat mengikuti seluruh perayaan Malam Natal di Gereja St. Fransiskus dengan baik.
Ia dapat mendengar nyanyian mazmur dengan iringan musik, seolah-olah ia sendiri hadir di sana. Bahkan ia dapat melihat kandang natal yang ada di dalam gereja tersebut. Inilah yang disebut pengalaman televisi mistik oleh Sekretaris Negara Vatikan Tarcicio Bertone, dalam khotbahnya pada Perayaan 50 tahun pengangkatan St. Klara sebagai pelindung televisi di Basilika St. Klara, 14 Februari 2008.
Disebut mistik, karena semua itu benar-benar karya rahmat yang sanggup melihat dari jauh meski tanpa alat penghubung. Tuhan sendiri yang menjadi penghubung antara Klara dan Gereja St. Fransiskus malam itu.
Pengalaman televisi mistik Klara itu kiranya membantu kita menyadari pengaruh televisi yang positif dalam kehidupan beriman tanpa mengabaikan pengaruh negatifnya. Gereja tahu dengan baik bahwa di zaman sekarang ini kita memerlukan para misionaris dan rasul-rasul Kristus yang tahu menggunahakan bahasa mass media modern tanpa pernah membuang isi Injil yang tidak boleh dihilangkan. Para pengkotbah dan misionaris yang besar, yang mampu menjangkau hati umat manusia adalah mereka yang hidup dalam persekutuan mendalam dengan Tuhan dan semangat kontemplasi.
Mungkin dengan alasan ini, hamba Allah, Paus Pius XII, 14 Februari 1958 melalui surat Apostoliknya, ‘Clarius Explendecit’ mengumumkan Klara sebagai pelindung lahirnya televisi.
Pengalaman Natal yang dialami Klara itu, menjadi alasannya. Ini membuat Klara memang pantas diteladani karena hidup batin dan semangat kontemplasinya kian mendalam. Ia dapat melihat dari jauh dengan jelas.
Itu semua berkat buah persatuannya dengan Tuhan. Selain itu, nama Klara (Italia-Chiaza, berarti bercahaya). Kejernihan pandangan dan kemampuan untuk melihat, mengerti dan mendengar sesuatu dengan tanggungjawab serta merefleksikan pesan-pesan yang disampaikan melalui televisi dalam terang Tuhan.
Jadi nama Klara dalam posisinya sebagai pelindung televisi biasanya menunjuk pada pentingnya kemampuan untuk melakukan discerment. Pada waktu kita menonton televisi. Discerment di sini dapat kita artikan sebagai melihat lebih jelas, istilah Pater Benetius OFM Cap. Karena hanya dengan melihat jelas kita akan dapat memilah-milah, memilih-milih yang baik. Selain itu, dalam bentuk apa yang kita lihat dan rasakan yang ditawarkan televisi adalah baik dan benar.
Klara mempunyai suatu ciri khas berada di dunia. Tidak menunjukkan suatu profil pribadi yang terasing dari kenyataan sekitarnya, seolah ia tidak tahu di mana ia menaruh kaki atau berdiri dalam melihat manusiawi itu. Sebaliknya, malah jika ada sesuatu yang pantas dicermati dalam hal cara beradanya di dunia, tidak lain daripada dinamisme beriman, keheningan dan cara hidupnya yang wajar serta seimbang. Tuhan memenuhi cinta dengan cara menciptakan dunia ini sebagaimana adanya untuk maksud-Nya yaitu kemuliaan dan kasih-Nya.
Permenungan ini membantu iman kepercayaan tatkala kita berada di depan tivi, yang juga memberi kita kepekaan untuk menjadikannya sebagai persembahan puji-pujian.
Dengan menyanyikan relasi antara setiap elemen ciptaan dan mengagumi karya, peristiwa, kreasi, relasi, dan pengalaman hidup yang serba unik berarti juga kita mengagumi hanya demi penciptaan-Nya. Semoga berkat doa Klara, siaran-siaran yang membawa pengaruh negatif terutama bagi pendidikan anak-anak dapat semakin dikurangi.
Catatan dari majalah Tempo
Dari penelitian dr. Schmid di salah satu rumah sakit di Boston, sebaiknya anak-anak jangan terbiasa /membiasakan diri berlama-lama di depan televisi karena biasanya mengakibatkan:
- Penyakit asma
- Melemahkan kemampuan motorik
- Miskin kosa kata
Sumber: Majalah Speculum (Cermin).
Oleh Sr. M. Xavier Wondal OSC Cap