3 Suster FSGM Diutus Ke Belanda


Selamat bertugas di tempat yang baru. Ini bukan bencana, bukan beban tetapi rahmat Allah menyertai.

Hal itu ditegaskan oleh Pastor Paroki Pringsewu RD L.Pratomo dalam homilinya saat misa perutusan tiga suster FSGM ke Belanda, yakni : Sr. M. Virgini, Sr. M. Klarina, dan Sr. M. Mariella. Misa Kudus itu juga sekaligus sebagai perayaan penerimaan postulan. Mereka adalah: Diana Lusianti, Yuliana Putri Setyo Rahayu, Marcellina Vianney, Gratiana Banafanu, Maria Oktarina Siwi, dan Hado Wike Logo.

Tugas perutusan dimana kita ditempatkan dan apapun yang terjadi merupakan pemberian diri. Butuh kerendahan hati agar mampu menghadirkan Kerajaan Allah dan membawa keselamatan bagi banyak orang. Tugas perutusan itu akan terus mewarnai perjalanan hidup panggilan, kata Rm. Pratomo.

Kepada ketujuh postulan Rm. Pratomo juga mengatakan bahwa panggilan jangan menjadi beban namun menjadi rahmat. Awal meninggalkan keluarga bukanlah hal mudah maka kita harus semakin mendekatkan diri pada Allah. Sebagai postulan, ujar Rm. Pratomo, hendaknya memberi dan membuka diri pada kehendak Allah. “Semoga tujuh postulan ini tetap berjumlah tujuh sampai akhir hayat. Dan tak perlu mempertanyakan, layakkah saya? Allah yang akan melayakkan diri kita,” tambah Rm. Pratomo mengakhiri homilinya.

Usai Perayaan Ekaristi acara dilanjutkan di novisiat St. Maria. Perayaan ini dihadiri oleh perwakilan komunitas-komunitasSiap Diutus

Sebelum berangkat ke Belanda mereka dipersiapkan dengan mengikuti kursus Bahasa Belanda selama tiga bulan di Jakarta dan retret yang didampingi oleh Pater Eddy Kristiyanto OFM.

Dalam retret, Sr. M. Klarina merefleksikan tentang tugas barunya itu. Ia menyampaikan, bahwa mereka diutus bukanlah karena yang terbaik melainkan karena ketaatan pada Gereja. “Yang membuat seorang suster itu dinilai baik bukan karena dimana kami diutus, tetapi di manapun diutus haruslah senantiasa memiliki kerelaan dan kerendahan hati. Yang membedakan hanyalah soal tempat perutusan. Kami siap melangkah karena sudah didahului oleh para suster pendahulu kami. Kami melangkah bukan karena kehebatan kami tetapi karena kesediaan kami untuk berserah diri pada Allah,” tambah Sr. M. Klarina.

            Sr. Mariela mengungkapkan rasa syukur dan terimakasih atas kepercayaan yang diberikan kepada mereka untuk menjadi misionaris di negeri Belanda.

Sementara itu Sr. M. Aquina menyatakan bahwa berkat romo merupakan kekuatan bagi para postulan yang baru masuk dan tiga suster yang diutus ke Belanda. Sesuatu yang baru memang tak ada yang mudah. Semua butuh perjuangan karena akan memasuki suasana yang belum jelas dan ada rasa takut. Maka Sr. M. Aquina memohon agar para suster terus berjalan dan beriman. Itulah panggilan kita, pungkasnya.

Tahun pertama para suster akan belajar Bahasa Belanda. Maka butuh kerendahan hati dan kesabaran terhadap diri sendiri. Lalu, di Belanda melakukan apa? Hanya Tuhan yang tahu. Itu berarti kita menghayati kaul kemiskinan, tambah Sr. M. Aquina. ***

Fransiska FSGM