Kenali Talentamu!


By, Sr. Theresa Maria

Katekese Paus

“Seorang Kristen yang menarik diri ke dalam dirinya sendiri, yang menyembunyikan segala sesuatu yang Tuhan telah berikan kepadanya, adalah seorang Kristen yang… bukan seorang Kristen!

Dia adalah seorang Kristen yang tidak bersyukur kepada Allah atas segala sesuatu yang Allah telah berikan kepadanya! Di lapangan [Santo Petrus] ini saya telah melihat bahwa ada banyak orang muda di sini: Benar, bukan? Apakah ada banyak orang muda? Di mana mereka?

Saya bertanya kepada kalian yang baru saja memulai perjalanan kalian melewati kehidupan: Apakah kalian  sudah berpikir tentang talenta-talenta yang Allah telah berikan kepada kalian? Pernahkah kalian berpikir bagaimana kalian dapat menempatkan talenta-talenta tersebut pada pelayanan orang lain? Jangan mengubur bakat-bakat kalian! Gantungkan cita-cita kalian pada hal-hal besar, cita-cita yang membesarkan hati, cita-cita pelayanan yang membuat bakat kalian berbuah. Hidup diberikan kepada kita bukan untuk dijaga ketat untuk diri kita sendiri, tetapi diberikan kepada kita sehingga kita bisa memberi kehidupan pada orang lain pada gilirannya.

 

Orang-orang muda terkasih, miliki semangat yang mendalam! Jangan takut untuk bermimpi hal-hal besar!”. (Katekese Paus Fransiskus dalam Audiensi Umum di Lapangan Santo Petrus pada tanggal 24 April 2013)

Merenungkan tentang talenta, entah mengapa saya jadi teringat akan katekese yang disampaikan Bapa Suci Paus Fransiskus beberapa tahun yang lalu ini. Bagi saya, katekese tentang talenta yang disampaikan Bapa Suci kepada orang muda ini, masih sangat relevan di setiap waktu, sekali pun sudah berlalu. “Hidup diberikan kepada kita bukan untuk dijaga ketat untuk diri kita sendiri, tetapi diberikan kepada kita sehingga kita bisa memberi kehidupan pada orang lain pada gilirannya”. Kalimat yang diungkapkan Bapa Suci ini, selalu mengusik hati dan pikiran saya, ketika saya kembali merenungkan talenta-talenta yang ada dalam diri saya, ataupun ketika saya mendampingi orang-orang muda yang juga masih semangat-semangatnya menggali dan menemukan talenta mereka. Maka sudah selayaknya jika katekese tentang talenta ini oleh Bapa Suci ditujukan kepada orang-orang muda, sebab orang-orang mudalah yang masih memiliki energi besar dan cita-cita tinggi.

Orang muda selalu penuh gairah. Penuh harapan. Penuh mimpi. Itulah sebabnya, banyak karya-karya besar bahkan perkembangan-perkembangan dunia yang begitu menakjubkan, dipelopori oleh orang muda. Mereka menggali potensi dan talenta-talenta yang mereka miliki, mengembangkannya dan kemudian membuat suatu perubahan yang mengagumkan.

Talenta itu, berbuah berlimpah melalui karya-karya yang mereka hasilkan. Itulah bentuk syukur dari anugerah Allah yang diterima dengan cuma-cuma.

Dalam ilmu Bimbingan dan Konseling (BK), ada layanan bimbingan yang fungsinya membantu peserta didik mengenali dan menemukan bakat. Minat. Talenta yang ada di dalam dirinya. Layanan ini ini bisa berupa layanan individu atau kelompok, yang jika perlu, bisa dilanjutkan dengan konseling individu. Layanan ini menjadi salah satu tujuan pokok yang akan dicapai dalam bimbingan, karena masih banyak peserta didik yang bahkan sudah memasuki usia SMA, tetapi belum menemukan bakat dan talenta yang ada dalam dirinya.

Hal ini terlihat sederhana tetapi tanpa disadari, ini berpengaruh pada karakter peserta didik, yang jika tidak mampu menemukannya, akan cenderung kurang percaya diri atau insecure dalam bersosialisasi. Karena itu, menggali dan menemukan talenta, bakat dan minat sangat penting dilakukan agar setiap pribadi memiliki keyakinan diri (efikasi diri) dan kepercayaan diri, yang akhirnya membawanya sampai pada rasa syukur dan bahagia.

Menggali talenta

Saya bersyukur karena selama masa Postulat, Novisiat, dan Yuniorat, saya dibekali banyak sekali sarana dan diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk terus menggali dan menemukan bakat, talenta, serta minat saya. Memang tidak mudah untuk mengenali talenta-talenta yang dimiliki. Segala hal harus berani dicoba, itulah kesempatan untuk eksplorasi diri. Gagal coba lagi.. gagal, coba lagi… kecewa dan putus asa adalah teman setia ketika merasa sudah mencoba tetapi tidak menghasilkan apa-apa.

Justru dalam kekecewaan dan kelelahan inilah secara tidak sadar, saya menumbuhkan talenta yang lain yaitu problem solving (kemampuan memecahkan masalah). Disinilah saya mulai menyadari, bahwa “ketika saya berupaya untuk menggali satu talenta dan gagal, saya telah mendapatkan talenta yang lain yang menyertai perjuangan dan usaha saya”.  Memulai sesuatu memang bukan perkara yang mudah, tetapi jika kita mau terus berusaha, Allah tidak akan membiarkan usaha kita menjadi sia-sia tanpa asa.

Sebagai orang muda dalam kongregasi, saya merasa bahagia karena kongregasi memberi kesempatan untuk berkembang dengan leluasa. Banyak karya dan kesempatan-kesempatan berharga yang melibatkan orang-orang muda dalam kongregasi sehingga kami sebagai orang muda, merasa bangga bisa terlibat meski belum sepenuhnya. Keterlibatan-keterlibatan kecil itulah yang menumbuhkan keyakinan diri (efikasi diri) dan kepercayaan diri, sehingga perlahan-lahan kami juga mampu melihat kemurahan dan belaskasih Allah yang telah memberikan talenta serta anugerah dalam diri kami.

Jika hal ini sudah bertumbuh sejak muda, maka kami akan semakin percaya diri ketika diutus ke tempat karya. Talenta, bakat maupun minat memang tidak mudah untuk ditemukan begitu saja selama masa formasio. Penggalian dan pengenalan harus terus-menerus dilakukan, bahkan meski sudah diberi banyak kesempatan dan pendampingan, namun faktanya masih banyak juga yang belum mampu menemukan talenta, bakat dan minatnya. Jika hal ini tidak terlalu mengganggu dan yang bersangkutan masih memiliki keyakinan diri, tidak begitu bermasalah, tetapi jika hal ini mengganggu dan membuat semakin rendah diri, bahkan tidak mampu merasakan serta mensyukuri anugerah Allah dalam dirinya, maka hal ini perlu diberi perhatian.

Allah yang kita imani adalah Allah yang murah hati dan berbelaskasih. Ia bahkan  sangat jarang memberi satu talenta, karenanya banyak dari kita yang menerima beberapa talenta sehingga harus merangkap tugas. Semua itu Ia berikan, bukan untuk disimpan atau bahkan dipendam, tetapi dikembangkan dan dilipatgandakan demi kehidupan orang-orang di sekitar kita. Jika kita telah menerima dengan cuma-cuma, maka sudah selayaknya kita memberikannya dengan cuma-cuma pula. Talenta yang kita kembangkan dan kita bagikan, adalah wujud nyata dari belaskasih dan kemurahan Allah. Ketika kita membagikannya dalam tugas perutusan kita, atau di manapun kita berada, kita sedang membagikan belaskasih Allah kepada sesama kita. Di sinilah kita mendapat kepenuhan rahmat dan anugerah dari Allah yang mahamurah, karena apa yang kita miliki dan kita bagikan, tidak akan pernah berkurang bahkan terus bertambah.

Sarana pelayanan 

Talenta adalah sarana agar kita dapat semakin melayani dengan total melalui tugas perutusan kita. Harapannya, dengan talenta-talenta ini, kita semakin menjadi pribadi yang utuh, berintegritas dan mampu untuk semakin memanusiakan manusia. Dengan kata lain, kita semakin menghargai setiap pribadi yang juga sama-sama diberi talenta dan anugerah yang berbeda. Mengapresiasi kemampuan sesama, serta turut bersukacita atas pencapaian-pencapaiannya. Biarlah belaskasih Allah semakin nyata dalam kehidupan kita, dan biarlah kemurahan-Nya semakin dirasakan oleh sebanyak mungkin orang yang merindukan-Nya melalui kehadiran kita, yang merupakan karya-Nya yang sempurna. ***