By. Sr. M. Krisanti
Bekerja dengan banyak kata atau tanpa kata?
Kasih Seorang Bapa “Terus Berkarya Tanpa Banyak Kata”
Apa itu kasih? Dan siapakah seorang bapa? Dalam satu tahun ini, Bapa Paus Fransiskus memberikan kesempatan kepada kita untuk mendalaminya.
Patris Corde adalah surat Apostolik yang dikeluarkan Bapa Paus agar kita semakin mengenal Bapa Yusuf, maka tahun ini disebut tahun St.Yusuf. Dimulai dan diakhiri pada Hari Raya Santa Perawan Maria Tak Bernoda 08 Desember 2020-2021.
Dalam pendalaman tersebut ditemukan bahwa banyak sifat dan kepribadian St. Yusuf yang tidak jauh berbeda dengan Bunda Maria terutama dalam menjawab dan menjalankan tugas perutusan dari Allah Bapa. Perbedaannya, Maria sebagai ibu. Yusuf sebagai bapak dari Tuhan Yesus. Peran yang berbeda ini melengkapi dan membentuk pribadi Yesus sungguh menjadi seratus persen Allah. Seratus persen manusia.
St. Yusuf adalah seorang pekerja yang sederhana. Siap sedia. Tanpa banyak kata dalam menanggapi tugas perutusan dari Allah Bapa untuk mengambil peran dalam karya keselamatan. Demikian juga dengan kita sebagai seorang utusan, masing-masing dengan kekhasan, sifat, kepribadian, bakat dan kemampuan mengambil peran dalam karya keselamatan.
Saya sebagai seorang pribadi diajak oleh Gereja untuk menjadi seorang utusan seperti St. Yusuf pekerja “terus berkarya tanpa banyak kata”, menjadi penyalur rahmat bagi sesama walau dalam praktek hidup setiap hari tetap menghadapi tantangan untuk mencapai keutamaan tersebut.
Sebagai seorang biarawati dengan profesi ATLM (Ahli Teknologi Laboratorium Medik) saya bersyukur bahwa motto PATELKI (Persatuan Ahli Teknologi Labobarorium Medik Indonesia) yaitu “Satu Kata Sejuta Aksi” selaras dengan salah satu keutamaan St. Yusuf. Ini tanpa sengaja membawa saya pada permenungan bahwa tugas perutusan yang dipercayakan kepada saya telah membuat saya berjalan bersama St. Yusuf pekerja yang tanpa banyak kata.
Menjadi seorang suster sekaligus ATLM memang membutuhkan kesiapsediaan dan ketelitian dalam tugas perutusan terkhusus di masa pandemi covid-19 ini. Di mana ada yang membutuhkan, saya berusaha untuk tetap siap sedia selama saya bisa dan mampu melakukannya. Dahulu saya sangat bergulat dengan kepribadian yang tidak banyak bicara, namun seiring berjalannya waktu saya mengerti bahwa tidak semua orang pandai berbicara dan saya bersyukur dengan bakat dan peran saya yang lain dalam karya keselamatan. Diam bukan berarti tidak melakukan apa pun namun tetap beraksi dengan sedikit kata.
Ada saat diam. Ada saat saya harus berkata. Walau ada beberapa orang melihat saya ada bakat untuk berbicara namun saya merasakan bahwa bakat itu hanya untuk hal-hal tertentu saja.
Apa pun bakat, kemampuan dan talenta yang ada dalam diri kita, setiap dari kita memiliki peran dalam karya keselamatan menjadi penyalur rahmat dan berkat bagi setiap orang yang kita layani dan jumpai setiap hari, baik dalam komunitas mau pun tugas perutusan kita masing-masing. Ad Maiorem Dei Gloriam. ***