Mimpi Muslim 20 Tahun Yang Lalu


Rm. Amisani K. Pr menyerahkan kunci rumah yang telah selesai dibedah kepada Misli (dok. P.Metro)

 

Meski pandemic Covid 19 masih merebak namun program bedah rumah masih terus berlanjut. Kerjasama yang baik terjalin antara Pastor Paroki Hati Kudus Yesus, Metro, Rm. Antonius Amisani Kurniadi Pr bersama para suster FSGM komunitas Metro dan umat.

Terpisah sekat

Rumah yang dibedah itu milik dua keluarga. Namanya, Muslim dan Misli. Mereka adik kakak. Mereka tinggal dalam satu rumah yang dipisahkan dengan sekat. Kondisi rumah sangat memprihatinkan. Tak layak pakai. Terbuat dari gedeg.

Dua puluh tahun yang lalu, almarhum Muslim mengajukan surat permohonan ke pemerintah. Tetapi tidak pernah kunjung ditanggapi sampai akhirnya Muslim menutup mata selamanya. Ia meninggal tanggal 2 Juni 2020 karena sakit. Muslim meninggalkan satu anak dan satu istri. Istrinya bernama Mariamah, bekerja sebagai pencuci baju harian.

Misli, yang juga tinggal di rumah itu, tidak menikah. Misli bekerja serabutan. Ia bekerja sebagai kuli bangunan dan penggali kubur.

Suatu hari Misli menggali kubur orang Katolik.  Ia bertemu dengan Ketua Stasi Trimurjo, Metro, Yohanes Junaidi. Entah mengapa Misli memberanikan diri bercerita tentang kondisi rumahnya. “Bocor dan mau ambruk,” begitu ia menjelaskan dengan sungguh-sungguh.  Junaidi mengatakan, bahwa ia tidak menjanjikan untuk dapat memperbaiki rumahnya itu.

Gerakan roh

Namun dibalik itu, hati Junaidi tergerak untuk menghubungi Rm. Amisani. Beberapa hari kemudian Rm. Amisani beserta dua orang suster FSGM meninjau lokasi. Rumahnya berada di desa Simbar Waringin, Kecamatan Trimurjo. Sekitar sepuluh km dari paroki Metro.

Kepada Misli, Rm. Amisani mengatakan terus terang bahwa mereka adalah orang Katolik. Namun, bagi Misli itu tidak menjadi masalah. Ia malah bangga bila rumahnya dibangun oleh orang-orang penganut Yesus Kristus.

Mulailah Rm. Amisani menggerakkan umat. Ia menshare lewat whatsapp. Bantuan dana, materil, dan tenaga datang silih berganti. Umat tergerak membantu dengan sukacita. Masyarakat sekitar rumah Misli pun dengan semangat membantu proses bedah rumah Misli.

Misli orang sederhana. Ia terpukau. Nyaris tak percaya. Begitu cepat realisasinya. Ia kagum atas kerjasama semua pihak demi tempat tinggal yang layak bagi hidupnya dan keluarga kakaknya. Selama rumahnya dibangun, Misli beserta istri Muslim dan anaknya, tinggal di rumah kakaknya yang juga sangat sederhana. Rumah kakaknya berada di sebelah rumah Misli. Selempar batu jauhnya.

Rm. Amisani pun menyampaikan pesan kepada kakaknya, bahwa mereka membangun rumah hanya untuk Misli. Dana terbatas. Syukurlah, kakak Misli dapat menerima dan mengerti.

Pemberkatan rumah

Bedah rumah dimulai 21 Oktober 2020. Hanya dalam tempo satu bulan, rumah Misli selesai dibedah. Kini mereka memiliki tempat tinggal yang layak. Serah terima kunci dari Pastor Paroki, Rm. Amisani kepada Misli diadakan pada tanggal 6 Desember 2020. Sekaligus diadakan pemberkatan rumah. Acara ini dihadiri para suster St. Maria Metro dan masyarakat sekitar.

Kini Misli beserta keluarga Muslim menikmati rumah barunya. Rumah layak huni. Mereka bersyukur untuk itu. Misli mengenang Muslim yang menginginkan tinggal di rumah yang layak huni. Sebuah impian dua puluh tahun yang silam. Kini, kakaknya sudah tenang. Ia tinggal di rumah abadi di surga…***

M. Fransiska FSGM