Suster Senior FSGM: Peziarah Harapan

Redaksi
3 Min Read

Senin pagi, 12 Agustus 2025 sebanyak 23 suster senior mengikuti senam lansia di halaman belakang Komunitas Vita Gracia, Gisting. 

Pagi itu mentari pagi bersahabat. Bersinar lembut menambah indahnya alam dan suasana kompleks Susteran Vita Gracia Gisting ini. Dengan rapi para suster duduk di kursi sambil menggerak-gerak tangan dan kaki sesuai intruksi pelatih senam. Mereka tampak semangat dan sukacita.

Senam lansia ini merupakan sesi pertama pertemuan para suster senior FSGM berusia di atas 70 tahun. Pertemuan tahun ini bertema: ‘Peziarah Pengharapan Yang Melangkah Menuju Perdamaian Peduli Terhadap Ciptaan Dan Memupuk Persaudaraan.’ Hadir narasumber dari tim spiritualitas FSGM : Sr. M. Yoannita dan Sr. M. Editha.

Pendamping suster senior Sr. M. Marian berharap pertemuan ini dapat menyegarkan kembali para suster senior, sehingga para suster tetap memiliki semangat, sukacita, dan penuh pengharapan.

Peziarah pengharapan

Dalam pertemuan ini Sr. M. Yoannita mengenang  spiritualitas pendiri kongregasi FSGM, Mdr. Anselma yang selalu hidup penuh pengharapan. Meski ia diterpa berbagai tantangan dan kesulitan. Diharapkan para suster mengikuti teladannya. “Peziarah pengharapan selalu melihat segala peristiwa hidup dalam kacamata iman. Maka, kita tidak akan pernah dikecewakan,” kata Sr. M. Yoannita.  Ia juga meminta kepada para suster lansia agar menjadi teladan bagi orang muda sebagai peziarah pengharapan yang penuh belas kasih dan murah hati.

Melepas

Menjadi tua adalah proses manusiawi. Tak mudah menerima masa senja dengan besar hati. Memasuki masa lansia berarti melepaskan banyak hal. Diantaranya: jabatan, fasilitas, relasi, dan pelayanan kerasulan tidak seperti waktu muda.

Tugas perutusan para suster lansia beralih menjadi hening di hadirat Allah. Menjaga keheningan batin. Memanjatkan hati kepada Sang Ilahi. Berdoa bagi dunia dan Gereja. “Semakin terlatih kita masuk ke dunia batin, maka kita akan memiliki jiwa yang besar. Kita menjadi suster yang bahagia bila kita merasa nyaman dengan diri kita sendiri, orang lain, dan Tuhan,” ungkap Sr. Yoannita.

Selain doa, kerasulan para suster lansia adalah kehadiran. Hadir bagi sesama suster di komunitas. Saling melayani, mendengarkan, dan mendoakan. Para suster lansia bisa menerima dan menemani tamu yang datang di komunitas. Meski raga semakin lemah, para suster masih bisa berkontribusi untuk komunitas dengan melakukan hal-hal sederhana. Semua itu memiliki nilai yang berarti. Inilah yang dinamakan sebagai peziarah harapan di masa senja. “Yakinlah, harapan tidak akan pernah mengecewakan,” tambah Sr. Yoannita.

Lalu Sr. Yoannita menjelaskan tentang proses melepaskan. Para suster senior masuk dalam tahap melepas dan menerima. Ia memberi contoh: melepas rambut hitam, menerima rambut putih. Melepas jalan cepat, menerima ke hati-hatian dan berjalan dengan tongkat.

Pertemuan suster senior gelombang II diadakan di RR La Verna, Padangbulan, Selasa 12-14 Agustus 2025. Diikuti 24 suster senior. Di hari ketiga mereka mengunjungi Panti Wreda Griya Nugraha (rumah lansia Suster-suster Hati Kudus), berziarah ke Gereja Katedral Kristus Raja Bandar Lampung, dan Porta Sancta Gua Maria Way Kandis. ***

Sr. M. Fransiska FSGM 

Share This Article
Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *